BUKAN BIG BANG
Bukan Big-bang
Penciptaan Alam Semesta dari Cahaya Peniadaan
Suatu ketika ada
seorang Arab badui ditanya: “Bagaimana engkau bisa mengenal Tuhanmu?”
Dia pun
menjawab: “Telapak kaki, menujukkan adanya orang yang berjalan. Kotoran,
menunjukkan adanya unta. Bukankah alam raya ini menunjukkan ada penciptanya
yang Maha Perkasa lagi Maha Agung?”
Alam ini bukan berasal dari ledakan singularitas materi semesta. Alam ini berasal dari cahaya. Cahaya yang muncul dari ketiadaan. Ketiadaan yang tercipta ketika Tuhan menciptakan sepasang entitas di dalam satu. yaitu MATERI DAN ANTI MATERI.
Alam ini bukan berasal dari ledakan singularitas materi semesta. Alam ini berasal dari cahaya. Cahaya yang muncul dari ketiadaan. Ketiadaan yang tercipta ketika Tuhan menciptakan sepasang entitas di dalam satu. yaitu MATERI DAN ANTI MATERI.
Sebenarnya,
bedanya muslim dengan ilmuwan barat saat ini adalah, mereka punya banyak
pertanyaan tentang alam semesta ini, tetapi tak punya jawabannya, karena itu
mereka mencari tahu dengan sains. Sedangkan kita, punya jawabannya tetapi tidak
pernah banyak bertanya. Mereka punya eksperimen tanpa konsep. Kita punya konsep
tanpa pernah bereksperimen. Buku ini mungkin bisa menjadi jembatan keduanya dan
menghilangkan pola pikir terbalik yang selama ini umum dipakai oleh banyak
orang, yaitu memfilter Quran
dengan ilmu, mempercayai teori terbaru sebagai kebenaran mutlak dan
menyesuaikan makna ayat Quran dengan teori tersebut. Itu salah besar. Karena
teori pasti akan runtuh kebenarannya jika muncul teori baru yang lebih
terbukti. Sedangkan Quran, adalah kebenaran mutlak. Pertanyaannya, bukan apa
buktinya (Quran)? Tetapi, apa maksudnya (Quran)? Dalam kesarjanaan Islam klasik
telah dikenal bahwa membiarkan Quran berbicara tentang dirinya sendiri adalah
metode terbaik dalam menafsirkan Quran (Asy Syatibi, 790 H/1388 M).
Penciptaan
semesta adalah sebuah proses fisika yang terjadi di dalam hukum alam. Sehingga
ayat tentang penciptaan selayaknya ditelaah secara fisika. Buku ini berisi
sanggahan atas teori big-bang yang sudah menjadi teori terpopuler tentang asal
mula penciptaan alam semesta. Letak perbedaan teori big bang dengan buku ini
adalah pada titik awal penciptaannya. Big-bang menduga alam semesta berasal
dari sebuah singularitas yang mengembang. Sedangkan saya menduga alam semesta
berasal dari cahaya yang terbentuk dari proses annihilisasi (peniadaan).
Secara garis besar,
buku ini menceritakan tahap-tahap penciptaan. Pada setiap tahapnya disertai contoh riset ilmiah yang pernah
dilakukan ilmuwan. Mereka meneliti banyak hal penting, yang sebenarnya bisa
ditarik benang merahnya menjadi sebuah rangkaian proses penciptaan, yang
menjadi jawaban atas sebuah pertanyaan besar, bagaimana alam semesta ini
tercipta.
“Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas 'Arsy {548}. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam”. (QS: Al A'raaf: 54)
Rangkaian
penciptaan alam semesta ini melalui proses berikut:
1. Penciptaan
Pertama, Sepasang Materi
Penciptaan
pertama adalah penciptaan sepasang materi yang memiliki sifat (ukuran, bentuk,
jenis, muatan) sama dan seimbang. Pasangan materi adalah anti materi. Materi dan anti materi ada dalam jumlah yang sama saat
diciptakan. Penyatuan yang paling sempurna adalah
penyatuan dua entitas yang bisa melebur menjadi satu. Sedangkan keseimbangan
antara materi dan anti materi akan saling meniadakan jika keduanya dipersatukan.
Pasangan awal yang tercipta ini merupakan sepasang materi yang sangat serupa
dan menjadi cerminan keseimbangan penciptaan Allah SWT. Sebagaimana hal nya
dengan semua ciptaanNya. Baik dan buruk. Barat dan timur. Keras dan lembut.
Pintar dan bodoh. Berilmu dan jahil. Atas dan bawah. Semua nya tercipta dengan
sifat penciptaan yang sama, yaitu berlawanan dalam keseimbangan. Prinsip ini
berlaku pula untuk penciptaan pertamaNya. Yaitu sesuatu dan anti nya. Materi
dan anti materi (bumi dan langit).
“Maha suci Tuhan yang telah menciptakan
semuanya berpasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui”. (QS. 36:36)
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”. (QS.51:49)
Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang maha pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang? (QS.67 : 4)
Penciptaan alam
semesta termasuk hal yang tidak manusia ketahui. Dualitas penciptaan ini bahkan
dilakukan supaya kita mengingat kebesaran Allah. Penciptaan dua semesta dan
pemeliharaan Allah atas keduanya bukanlah pekerjaan main-main. Keberadaan dan
nasib kita semua sepenuhnya bergantung pada qudrat dan iradat Allah. Tetapi
bukankah disebutkan di ayat
bahwa alam semesta dulunya adalah satu padu?
Harus diingat, tidak ada pertentangan di dalam ayat-ayatNya, tetapi ayat-ayat
itu saling menjelaskan. Karena itu pasti lah
sepasang ciptaan ini merupakan sepasang ciptaan yang secara sempurna bisa
menjadi satu. Pasangan yang bisa menjadi satu kesatuan yang sempurna adalah
sesuatu dan anti nya. Jika bukan sesuatu dan anti nya, keduanya akan tetap
menjadi dua entitas. Alam ini adalah alam materi. Sehingga pasangan sempurnanya
adalah anti materi. Lalu kemana perginya alam semesta anti materi? Jawabnya
adalah ke langit ketujuh.
“Dan apakah
orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu dahulu adalah
sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
(QS. 21:30).
Langit dan bumi
dipisahkan. Semesta materi dan semesta anti materi dipisahkan. Bisakah kita
memaksakan konsep pemisahan langit dan bumi ke dalam konsep ledakan atom purba
dalam teori big bang?
2. Penciptaan Ketiadaan
Peniadaan adalah
proses meniadakan, mengubah ada menjadi tiada. Sebagaimana sebuah keberadaan,
ketiadaan pun perlu diciptakan. Ada dan tiada dalam pandangan kita, adalah
ciptaan sang Pencipta. Karena Tuhan itu ada, dan selalu ada, sehingga hanya Dia
yang mampu menghadirkan “ada” dan menghadirkan “tidak ada” menurut pandangan
makhluknya. Proses penciptaan alam semesta dimulai dengan
memusnahkan sepasang ciptaan yang berada di dalam satu kesatuan.
Secara teoritis,
peniadaan adalah proses annihilisasi materi oleh anti materi. Anti materi
bukanlah hal baru, bahkan dunia medis sudah lama
menggunakannya,
yaitu PET (Positron Emision Tomography).
Albert Einstein mengatakan
bahwa materi adalah energi yang terperangkap. Dan energi itu dapat lepas ketika
lapisan yang merangkapinya terbuka. Dengan bertemunya materi dan antimateri,
lapisan pembungkusnya terbuka, dan energi keduanya terlepas keluar sebesar 100
persen. Tidak ada sisa pembakaran, tidak ada debu, tidak ada polusi. Sangat
sempurna untuk bahan bakar paling lux dan futuristik. Tetapi sisi gelapnya
adalah satu gram saja antimateri dapat mengakibatkan ledakan dan annihilisasi
yang sangat hebat, energinya lebih besar dari bom nuklir yang mengebom
Hiroshima seperti dulu. Reaksi ini 1000 kali lebih besar daripada fisi nuklir
dan 300 kali lebih dahsyat daripada fusi nuklir.
3. Ruang Cahaya
Setelah tercipta
ketiadaan, muncul cahaya. Peleburan
materi ke dalam anti materi selain menyebabkan keduanya musnah, juga
menyebabkan munculnya cahaya (foton).
“Allah (pemberi)
cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang
yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca
, kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang
dinyalakan dengan minyak pohon dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu)
pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya
hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya. Allah
membimbing kepada cahayaNya siapa yang Dia kehendaki dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.”
( QS. 24:35)
Ayat ini
bukanlah syair indah
tanpa makna. Ini
adalah ayat tentang proses awal penciptaan alam semesta. Inilah tentang bagaimana
kumpulan cahaya penuh energi tercipta, membentuk ruang semesta dan menciptakan
partikel-partikel materi pertama alam semesta.
“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu
tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab
yang memberi penerangan.” (QS. 36:69)
4. Dari Semesta Cahaya menjadi Dua Semesta
Dari sinilah
pertama kalinya partikel elementer tercipta. Tumbukan cahaya dengan cahaya
dalam kecepatan luar biasa (lebih cepat dari 299 m/detik), karena cahaya ini
mengalami akselerasi kecepatan dengan tambahan energi dari proses annihilisasi.
Ketika cahaya bertumbukan
dengan cahaya di dalam awan energi, tercipta partikel elementer pertama
(elektron) dan anti nya, yaitu positron. Keduanya akan juga saling memusnahkan
jika bertemu. Namun sang maha Pencipta menahan keduanya, agar tidak lenyap, dengan cara memisahkan elektron dan positron yang
lahir dari proses annihilisasi melalui gaya magnet yang sudah ada sejak
sepasang materi bertemu pada awal pemusnahan.
“Sesungguhnya
Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap, tidak ada seorang pun yang
dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun
lagi Maha Pengampun (QS. 35:41)
5. Pembentukan Materi
Partikel-partikel
elementer membentuk partikel yang lebih besar (fermion), lalu membentuk atom.
Atom membentuk unsur, molekul, senyawa dan seterusnya hingga membentuk
benda-benda alam semesta materi, sementera itu positron-positron pun membentuk
alam semesta anti materi.
“Kemudian Dia
menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi, “datanglah kamu kedunya menurut perintahKu
dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab, kami datang dengan suka
hati”. (QS. 41:11)
Nukleosintesis
atau pembentukan inti-inti atom terjadi melalui medan magnet. Ruang semesta
saat itu dipenuhi energi medan magnet dari
partikel-partikel elementer yang bertebaran. Setelah kedua ruang semesta
terbentuk, Tuhan menciptakan pembatas antara semesta materi dan anti materi
agar tidak bertemu. Tuhan menciptakan enam semesta di antara semesta materi dan
semesta anti materi.
“Dia-lah Allah,
yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu.”(Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )
6. Menghidupkan Dua Semesta dengan Air
Unsur yang
pertama kali terbentuk adalah hidrogen. Dua
atom hidrogen dan satu atom oksigen bersenyawa membentuk molekul air. Air yang
tersusun dari unsur-unsur gas ini ternyata berbentuk cair di alam semesta ini.
Dari air lah semua makhluk hidup diciptakan pada permulaannya.
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang memikirkan.” (QS. 2:164)
Dari proses
penciptaan materi dan anti materi setelah annihilisasi terjadi, dapat
disimpulkan bahwa air (H2O) terdapat di kedua alam semesta ini,
yaitu di alam materi (al ardh) dan alam anti materi (assamaa). Secara ilmiah,
air di planet ini memang terbukti berasal dari luar angkasa.
“Dialah yang
menurunkan air dari langit dengan takaran sempurna”. (QS. 41:11)
Tidak Ada Apapun selain Allah SWT
Apakah surga dan
neraka itu abadi? Bagi makhluk, bagi entitas yang diciptakan, surga dan neraka
akan terasa abadi. Sangat lama seakan tak berujung. Karena surga dan neraka
akan tetap ada selama ada ruang semesta yang diciptakan sang maha pencipta.
Tetapi hakikatnya, satu-satunya yang abadi adalah hanya Sang Maha Pencipta, Allah SWT.
Untuk memahami
apa itu keabadian, kita perlu memahami apa itu waktu. Ada satu bab khusus yang
bercerita tentang apa itu waktu.
Kita akan
melihat seluruh proses penciptaan dan peniadaan alam semesta menjadi rangkaian
bilangan:
0 1 2 1 0
Buku ini merupakan catatan perjalanan seorang manusia
dalam mencari tahu bagaimana alam ini diciptakan. Untuk apa repot-repot cari
tahu? Karena kita
harus memelihara alam
semesta ini
sebaik-baiknya
sesuai
dengan amanah sang Pencipta kepada kita. Setelah membaca buku ini, kita akan
mengetahui bahwa Allah menciptakan semuanya secara berpasangan demi
keseimbangan. Jangan sampai kita merusak keseimbangan ini, karena ketidaktahuan
kita. Mengenal alam ini akan menumbuhkan kecintaan kita pada Penciptanya. Jika
sudah cinta, apapun perintahnya pasti akan dilaksanakan. Jika sudah taat pada semua
aturanNya, dunia ini akan damai dan sejahtera. Muslim benar-benar akan menjadi
rahmatan lil alamin.
Penulis
kosmologi Marcus Chown Concedes mengakui pembuktian model semesta memang rumit.
Karena kita hendak menyelidiki materi yang luar biasa besar, sementara kita
hanya bisa duduk di sebuah planet kecil yang menjadi bagian dari materi
tersebut. Karena itu pembuktian sebuah teori penciptaan alam semesta, adalah
dengan membuktikan jejak-jejak (akibat) dari semua tahap peristiwa penciptaan.
Pada buku kedua, insyallah saya akan buktikan keberadaan anti materi di dalam
air dan anti materi di dalam benda-benda organic, yang notabene, berasal dari
langit (alam anti materi).

Komentar
Posting Komentar